28 Februari 2010

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DUSUN SUMBER URIP KABUPATEN KEDIRI

Oleh:
Susie Galih Ajiningtyas, Agie Ghazy Falah, Rizky Anugrah Putra

Secara umum pendidikan merupakan salah satu dari berbagai investasi manusia yang berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan maka seorang individu akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga menjadi manusia yang memiliki SDM yang berkualitas sesuai harapan. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik diharapkan manusia dapat membuka cakrawala, memperluas wawasan serta menguasai pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan pembangunan daerah khususnya dalam masalah ini adalah daerah Dusun Sumber Urip Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, yang nantinya akan berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan rekapitulasi dokumen arsip Dusun Sumber Urip, Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri keterkaitan tingkat pendidikan orang tua terhadap tingkat pendidikan anak pada tahun 2009 dengan jumlah KK 312 keluarga, jumlah orang tua 568 orang, jumlah anak 447 orang. Diperoleh bahwa tingkat pendidikan orang tua Dusun Sumber Urip, Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri masih tergolong rendah karena mayoritas pekerjaan mereka sebagai petani yang sehingga faktor pendidikan dianggap kurang relevan bagi kehidupan mereka. Kalau orang tua sudah berpikiran demikian maka pendidikan anak pun juga dikesampingkan. Selisih antara pendidikan anak yang sama dengan orang tuanya dengan pendidikan anak yang lebih tinggi dari orang tuanya hanya 5,82%. Hal tersebut dapat terjadi karena pola pemikiran orang tua yang sedemikian rupa, sehingga kemajuan tingkat pendidikan menjadi rendah.

Tingkat pendidikan anak di Dusun Sumber Urip, Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri rata – rata tamatan SD. Dan yang merupakan tamatan Perguruan Tinggi sangat sedikit. Hal tersebut karena sebagian besar orang tua anak – anak Dusun Sumber Urip memiliki tingkat ekonomi yang rendah.

Dari hasil penyebaran 50 angket yang dilakukan terhadap masyarakat Dusun Sumber Urip menunjukkan bahwa 80% dari anak – anak mempunyai cita – cita yang tinggi. Seperti ingin menjadi seorang guru, PNS, tentara. Namun mereka yang mempunyai orang tua berekonomi menengah kebawah yang mayoritas dari mereka tamatan SD menuturkan bahwa meraka terbentur dengan biaya pendidikan dan kurang adanya dukungan dari orang tua. Orang tua meraka berpendapat bahwa yang penting sekolah, dengan ijazah SMA / sederajat maupun SMP anak meraka sudah bisa bekerja.

Sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan ke sebagian masyarakat Dusun Sumber Urip, Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa pada golongan masyarakat tamatan SD, SLTP, SLTA, dan yang tidak pernah bersekolah mereka beranggapan bahwa anak mereka tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi asalkan dapat membantu orang tua bekerja. Selain dari faktor pekerjaan mereka juga kesulitan menyekolahkan anak karena faktor ekonomi. Tetapi pada masyarakat tamatan Perguruan Tinggi mereka tidak ingin anak mereka bekerja pada masa sekolahnya. Mereka ingin anak mereka memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

Alhamdulillah, karya tulis dalam bidang pendidikan ini berhasil masuk tingkat Jatim yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai finalis “ONE DAY SCIENTIFIC COMPETITION”. Smoga masukknya karya tulis ini ke tingkat Jawa Timur menjadi penyemangat bagi kawan – kawan KIR MAGREDASI yang lainnya untuk berkarya. Yang utama bukan untuk jadi yang nomor satu, namun mencoba untuk menunjukkan yang terbaik.

25 Februari 2010

PENEMUAN SITUS BARU DI KEBUPATEN KEDIRI


Kota kediri, kota kaya akan kebudayaan dan peninggalan bersejarah. Itu kata yang tepat untuk menyebut kota kita tercinta ini. Tahun 2007 lalu tepatnya di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri ditemukan sebuah candi.

Penemuan ini yang pertama kali ditemukan oleh kuli pembuat batu bata daerah setempat yang sedang menggali tanah. Dengan tiba-tiba cangkulnya mengenai batu cadas. Dengan hati-hati ketiga kuli itu menggali tanah di sekitar batu cadas tersebut. Setelah diangkat dari kedalaman satu meter, ternyata batu tersebut berupa fragmen gapura candi dengan relief berupa “Kala” sepanjang 48 sentimeter, tebal 35 sentimeter, dan lebar 45 sentimeter. Beberapa hari kemudian kuli – kuli ini dengan tidak sengaja menemukan lagi benda yang terbuat dari batu. Saat diangkat dari dalam tanah, benda tersebut berupa arca Dwara Pala setinggi 98 sentimeter dengan ketebalan 76 sentimeter dan lebar 28 sentimeter. Benda yang ditemukan dalam galian sebelah timur arca Dwara Pala itu, bentuknya mirip kepala dewa setinggi 48 sentimeter dengan ketebalan 35 sentimeter dan lebar 45 sentimeter. Sekitar satu meter di bawah kepala dewa tadi, ketiga kuli tersebut juga menemukan sebuah arca Ganesha yang tingginya hanya 16 sentimeter, tebal 17 sentimeter, dan lebar 17 sentimeter. Diperkirakan bentuk arsitektur candi di Dusun Babadan ini sama dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah yang dibangun pada masa transisi Kerajaan Mataram Hindu.

Ini sesuai dengan Prasasti Empu Senduk yang menjelaskan, bahwa adanya perpindahan peradaban dari Jateng ke Jatim pada masa kerajaan dulu karena adanya wabah penyakit, bencana alam, dan serangan musuh. Namun bukan tidak mungkin dalam perkembangannya candi yang ada di Dusun Babadan itu kemudian berubah menjadi areal pemukiman masyarakat Jawa pada abad ke-12.

Dengan ditemukannya bangunan candi tersebut, menunjukkan bahwa pada zaman dahulu di Kediri telah terdapat peradaban kerajaan yang besar. Benda – benda peninggalan yang ada telah sepatutnya untuk kita jaga dan kita lindungi. Melindungi dan melestarikan peninggalan bersejarah adalah wujud penghormatan kita terhadap hasil peninggalan nenek moyang.

04 Februari 2010

INDONESIAN SCIENCE PROJECT OLYMPIAD ( ISPO )

Jakarta, 3 - 5 Maret 2010

ISPO merupakan upaya untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan energi yang dihadapi di seluruh dunia. ISPO juga mendorong munculnya alternatif
sumber energi yang terbarukan, efisiensi energi, manajemen enrgi dan konsep penggunaan energi yang
bersih dan ramah lingkungan.

ISPO menyediakan kesempatan bagi para siswa sekolah menengah untuk mempersiapkan diri sebagai ahli
rekayasa masa depan yang memiliki pemahaman luas dan mendalam akan isu-isu global dan penguasaan
akan teknologi yang dapat digunakan untuk menjaga keberlanjutan dunia.

KATEGORI
* Rekayasa Teknologi
* Lingkungan
* Kimia
* Fisika
* Bilogi
* Matematika

PESERTA
* SMP / MTs
* SMA / MA
* SMK

PELAKSANAAN
* 5 Februari 2010 : Pendaftaran dan Pengiriman Makalah terakhir
* 3 Maret 2010 : 11.00 - Pembukaan
11.00 - 17.00 - Pameran dan Penilaian
* 4 Maret 2010 : 09.00 - 17.00 - Pameran dan Penilaian
* 5 Maret 2010 : 09.00 - 15.30 - Pameran proyek
15.30 - 17.00 - Penutupan

SEKRETARIAT PUSAT
PASIAD INDONESIA, d.a. Graha Diandra Lt.2 Jl. Warung Buncit Raya No.2 Jakarta
Telp. 021 - 791 96110, 791 96208 Faks. 021 791 96114
www.ispo.or.id e-mail: info@ispo.or.id