11 September 2009

Jejak Sri Aji Joyoboyo

Jejak Sri Aji Joyoboyo

Mendengar namanya, yang terbayang adalah sosok intelektual dari kerajaan yang pikirannya jauh ke depan. Apa yang bisa kita dapat dari sisa-sisa kejayaannya?

Setidaknya ada dua titik istimewa di Kabupaten Kediri yang lekat dengan kiprah Sri Aji Joyoboyo. Pertama, Petilasan Sang Prabu di Desa Menang, Kecamatan Pagu yang juga dikenal sebagai Loka Muksa, kedua, Sendang Tirta Kamandanu, sebuah petilasan yang terletak hanya 500 meter dari Loka Muksa. Keduanya memiliki nilai historis dan spiritual yang luar biasa.Rata Penuh
Di pelataran Petilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo misalnya, kita selalu menemui orang-orang yang sengaja datang untuk berkontemplasi, berdoa pada Sang Maha Kuasa. Mereka yang datang ke tempat ini tidak hanya berasal dari Kediri dan sekitarnya, tapi juga masyarakat Jawa-Bali, bahkan ada yang datang dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan India.

Di petilasan yang terletak 10 kilometer dari kota Kediri ini, kita bisa menemui bangunan suci Loka Muksa, sebuah bangunan yang terdiri dari lingga dan yoni yang menyatu dengan sebuah manik (batu bulat berlubang di bagian tengah yang menyerupai mata). Secara keseluruhan, bangunan ini dikelilingi pagar beton bertulang yang dilengkapi tiga buah pintu. Konon, tiga pintu ini merepresentasi tingkat kehidupan kita yang meliputi lahir, dewasa, dan mati.

Sedangkan lingga dan yoni, mengandung pengertian unsur-unsur hidup yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Lingga dan yoni juga jadi simbol wadah (tempat) dan isi, lahir dan batin, raga dan jiwa, yang tampak dan yang tak tampak.

Jelajah budaya 17 Agustus

JELAJAH BUDAYA 17 AGUSTUS


Jelajah budaya merupakan kegiatan yang bisa dibilang kegiatan rutin KIR MAGREDASI SMA N 3 Kediri. Kali ini MAGREDASI melakukan jalajah budaya ke lingkup Kota Kediri sendiri, yaitu ke Pohsarang dan air terjun Irenggolo. Kegiatan ini kami lakukan tanggal 17 Agustus, karena pada hari itu kami pulang lebih awal setelah upacara. Kami berangkat dengan 7 orang anggota KIR dan seorang pembina.

Gereja Pohsarang merupakan tempat ibadah umat Kristiani, yang juga merupakan gareja katolik tertua di Asia Tenggara. Gereja ini dibangun oleh H Mclaine Pont pada tahun 1930an, yang terletak tepatnya di lereng gunung Wilis wilayah kec. Semen, Kota Kediri, Jawa Timur. Pada awalnya bangunan gereja ini tidak semegah seperti sekarang ini, karena terlalu kecil, maka pada tanggal 11 Oktober 1998, dimulailah pembangunan gua Lourdes yang merupakan replika Gua Maria Lourdes yang ada di Perancis. Dalam replika gua Maria Lourdes yang kecil dalam gua yang pertama tertulis tulisan bahasa jawa dengan ejaan lama : Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mang estonana kawoela ingkang ngoengsi ing panjenengan dalem (Bunda Maria yang terkandung tanpa dosa asal, semoga berkenan merestui aku yang datang berlindunng kepada Engkau).Gereja ini memiliki bentuk yang unik disemua bagiannya. Apabila kita memasuki bangunan ini serasa kita mamasuki candi dengan batu – batuan yang sangat banyak. Pola ini merupakan pengilhaman dari arsitek belanda. Uwawhhh… ternyata Kota Kediri juga mempunyai tempat bersejarah ya???. Kebetulan juga, ka’ Fredy kelas xii beragama kristen, jadi waktu di Pohsarang ka’ Fredy ini yang berperan sebagai guide. Dia yang menjalaskan kepada teman – temannya tentang agama kristen, dan tentang patung – patung yang mengisahkan tentang perjalanan penyalipan Yesus.

Setelah puas menikmati dan mendalami tentang Gereja Posarang kami melanjutkan perjalanan menuju ke air terjun Irenggolo. Hmmm... awalnya kami bertanya – tanya kenapa pembina kami membawa kami ke air terjun?? Apa yang mau dipelajari dari sebuah air terjun seperti itu??
Air terjun Irenggolo terletak di wilayah Kabupaten Kediri bagian barat, di kawasan wisata Besuki, Kec. Mojo. Sesampainya di lokasi air Terjun Irenggolo, kami langsung menuju ke air terjunnya dengan berjalan melalui jalan setapak salama kurang lebih 7 menit. Pemandangan di sekeliling air terjun Irenggolo masih sangat asri, namun hal yang sangat disayangkan adalah pengunjung yang mandi di air terjun dengan menggunakan sabun. Hal ini berdampak mencemari air dan lingkungan, sehingga air yang menggenang di bawah banyak terdapat busa – busa sabun yang merusak keindahan air terjun Irenggolo.

Oh ya... semua pasti sudah tau kalau wilayah Klotok dan Besuki merupakan tempat surganya para pelajar yang membolos sekolah dan para pemuda yang memedu kasih alias pacaran. Ih, wawh...! Waktu kami di air terjun irenggolo saat itu juga ada sepasang pelajar laki – laki dan perempuan yang berpakaian seragam sekolah berpacaran di temspat yang sepi, dan banyak lagi pemuda – pemuda lain yang melakukan hal serupa di tempat tersebut.
Dari sinilah kami menyadari akan menfaat dari apa maksud yang ingin disampaikan oleh pembina kami. Kami dapat melihat serta menghayati akan kakayaan dan kelestarian alam dan juga hal – hal negatif yang ada dari tempat tersebut.

Jelajah budaya yang selama ini telah dilakukan KIR MAGREDASI bertujuan untuk membuka wawasan para anggota KIR MAGREDASI pada apa yang ada dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Dengan wawasan tersebut diharapkan anggota KIR MAGREDASI mempunyai ide – ide yang open selektif local genius dan berlatih berpikir kritis yang nantinya untuk dijadikan bahan penilitian.